Review wahana RSUD Aceh Tamiang

Periode Agustus

Kota Kualasimpang/ Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh

RSUD Aceh Tamiang

Puskesmas Manyak Payed

.

  Keterangan:

.

 RS tipe C
 fasilitas : –
 insentif daerah : Ada tapi lambat keluar (dihitung uang pulsa)
 jaspel : Ada tapi lambat keluar (dihitung uang paket data)
 Biasa di rapel jika uang nya keluar
 biaya hidup : murah (makan 5-20k) apalagi sarapan pagi rerata harga nasi 5-8k
 rumah dinas : –
 kendaraan dinas : –
 kos-kosan : non AC : 500-700k (tapi sulit dicari)
 AC : 750-1 jt (lumayan banyak fasilitas lengkap kecuali listrik)
 Mau lebih hemat bisa kontrak rumah sesama iship atau lebih hemat lagi bisa di masjid/SPBU

.

Gambaran lokasi daerah:

.

 Daerah perbatasan Aceh dan Sumut, 3-4 jam dari pusat kota Medan dan 10 jam dari Banda Aceh,suku Melayu Tamiang, Jawa, Aceh, Tionghoa, Karo, Batak Toba, Mandailing, dll intinya serasa tinggal di Medan karena ga terlalu kental lagi Aceh nya

.

RS :

.

IGD

.

 Masuk berdasarkan sistem shift (nggak  masuk tiap  hari). Jadwal kita sendiri yang atur terserah  mau gimana yang penting ada iship yg jaga kalau urusan libur bisa kita atur sendiri asal sesama teman juga sama sama enak.
 Tanggal merah tetap masuk shift bagi yg jaga. 1 shift ada 2/ 3 orang dokter jaga: 1/ 2 denitif 1 iship.
 Dokter denitif  jaga per 6/ 12 jam  yang masuk  pagi  ketika  jam 2  siang rolling  jaga ruangan (8 pagi-2 siang/ 8 pagi-8 malam/ 8 malam-8 pagi),
 shift intership ada 3 [shift pagi :  Pagi Igd (8 pagi- 2 siang)- Siang  Ruangan (2 siang- 8  malam), shift siang :  IGD (jam 2-8 malam), shift  malam : IGD/ ruangan (khusus weekend) (jam 8 malam-8 pagi)] ,  tugas  seperti  biasa  menangani  layaknya dokter umum di IGD dan Konsul ke spesialis terkait.
 Pasien  dalam  1 shift  bisa 10-40 orang  bahkan  lebih. Karena RS  di kabupaten Aceh Tamiang  hanya  2 dan RSUD Tamiang termasuk yg paling besar disini sehingga termasuk mengcover 1 kabupaten.
 Disini  kita  disamaratakan  dengan  defenitif  tidak  ada gap  antara  iship  dan defenitif  jadi  kita  layaknya  bekerja  di RSUD Tamiang  tidak  untuk  penyempurnaan  skill, kalau  memang  masih  ragu kita  bs konsul  ke  defenitif  yg jaga  pas shift  kita masuk, pekerjaan  juga sama  rata tidak  ada  beda, hanya  memang  beberapa  spesialis  ada  yang lebih  suka  defenitif yang pegang pasiennya bukan iship

.

Bangsal

.

 bangsal ada Anak, IPD (juga saraf, jantung, paru), Bedah, ICU, dan vip.
 Masuk Senin  – Minggu  dari jam  8 pagi (apel jam 8:15) -2 siang  dan tanggal  merah  tetep  masuk. ada jaga  kecuali weekend.
 Setiap Senin-Sabtu iship  hadir 4-5 orang (bagi rata masing2 ruangannya) jadi 2  bisa off  biasa kami  rolling per  Minggu, Minggu hanya 2 orang karna beberapa ruangan di cover defenitif, tugas iship di ruangan seperti defenitif visit pasien pagi terutama bila spesialis berhalangan atau minta tolong di visitin terlebih dahulu
 visit seperti biasa anamnesis/follow up/ pem.s  tulis status  buat resep  apabila  ada yg  membingungkan  atau  perlu  Konsul  kita  bs langsung telpon  dpjp terkait  atau  ada saran ingin  kita tambahkan  kita jg bs  diskusi via tlpn atau  langsung, bila ada spesialis  kita  bisa  ikutin  untuk  belajar dan diskusi, tp bila tidak ada, selesai visit bisa kembali ke ruangan jaga (kecuali anak ada beberapa spesialis harus kita ikutin),
 apabila  ada  panggilan  biasa  ada via  telpon  ke  ruangan jaga, Obsgyn  kita  tidak  visit dan  masuk, namun  apabila  ingin belajar boleh minta izin dengan spesialis terkait seperti menolong partus dll atau ikut OK obsgyn.

.

Tambahan

.

1.Akses menuju RS mudah dijangkau karena tidak jauh dari jalan lintas provinsi (masuk 200-300 meter). Pendamping di RS, IGD dan ruangan (ada 2) superbaik seperti Abang dan kakak kita sangat mengayomi. Masalah izin karena ada keperluan sesuatu gitu bisa didiskusikan dengan mereka.
2.Staf-staf  lainnya, baik  dokter  denitif, konsulen, perawat, dll  di RS  baik dan  ramah. Tapi kembali kepada cara kita membawa diri dan menyikapi berbagai hal. Kepribadian tiap orang kan berbeda-beda.
3.Tugas RS 5 kasus dan 1 di presentasikan

.

Puskesmas:

.

 Wahana puskesmas manyak payed terletak jalan Medan-Banda Aceh jarak dari RS 15-20 menitan
 kendaraan ada bus patas, bus kecil (jumbo).
 Jadwal masuk Senin-Sabtu jam 08.00 – selesai (apel 8:15) dan tanggal merah libur.
 Pkm rawat inap jaga sampai jam setengah 6.
 Jadwal rolling iship kita yang buat dan iship masuk 4-5 orang jadi seperti ruangan stase RS 2 bisa libur.
 Ada 4 ruangan yang di pkm, masing-masing diisi oleh 1  iship IGD, poli  umum, poli  lansia, dan poli anak, 1  iship  lagi  ikut turun program (sesuai f1-f6) yang jaga IGD juga sering diperbantukan untuk turun program  pkm (sesuai f1-f6) jadi IGD di cover yang duduk di poli.
 Mini project  per individu. Pasien rata-rata di poli  lansia, umum, anak antara 20-50an orang perhari per poli apalagi sabtu, tapi tergantung bawaan badan.
 Turun program  ada  dapat  fee namun tidak  banyak  dan dibagi  sama rata  dengan  iship  1 grup  ketika  sudah  keluar  stase pkm
 Pendamping di pkm, superbaik, perizinan bisa di diskusikan.
 Staf-staf  lainnya  di pkm rata-rata baik  dan ramah. Sangat menghargai  kita  sebagai  dokter, tapi  tergantung  pribadi  kita asal bagus ya bagus juga mereka

.

Kelebihan  :

.

1.Yang paling berkesan kekeluargaan sesama defenitif dan anggota IDI disini mengganggap kita sebagai bagian dari mereka/ adik mereka, dan merasa terbantu dengan adanya kehadiran kita. Dengan pembimbing yang baik dan tegas selalu cover dan memberi solusi apabila ada kendala

.

Kekurangan  :

.

1.jaspel dan  insenda  memang  dapat  namun  kita  tidak  bs berharap  banyak  karena  ke  defenitif  saja  masuk  sering telat.
2.Ruangan  sering  full ruangan  sedikit  pasien  banyak, sehingga  kita yang  di IGD  sering  cekcok  dengan  keluarga, pejabat, yang ngaku  keluarga  pejabat/ polisi/TNI/ kerajaan/ keluarga  paman Trump/darah  biru/darah  hijau )  padahal  bukan  tugas kita menyediakan ruangan namun karena melihat jas putih jadi seolah2 kita punya kewenangan .
3.di puskesmas pasien yang berobat bisa ditandai itu itu saja bukan karena sakit kronis namun karena sulit nya di edukasi untuk kesembuhan nya

.